Entri Populer

Kamis, 21 April 2011

POS GAUN

POS GAUN
POKOK SAKETEK GADANG UNTUONG
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt.Malako


Kalau di Nataisasi kedalam bahasa Melayu Pesisir ( Mesir ), adalah tempat adanya pakaian gaun yait baju rok kebaya wanita. Yang dimaksud dengan POS GAUN dalam tulisan ini adalah “ Pokok Saketek Gadang Untuong yaitu Modal Sedikit dengan memperoleh keuntungan yang besar.
POS GAUN sangat populer di Indonesia dan di Madina khususnya. Suatu pekerjaan borongan oleh si Pemborong yang berawal dari 100 % untuk calo 20 %, dipergunakan 50 % dengan memperoleh keuntungan 30 %. Sedangkan yang sebaiknya, borongan dipergunakan 75-80 %,jadi keuntungannya 50 %. Hal inilah yang mengakibatkan banyaknya bangunan baru atau renovasi yang cepat roboh karena tidak sesuai dengan denah/gambar yang dibuat, karena sudah diraup dari beberapa hal.
Mungkin juga demikian halnya dengan jaringan listrik yang hampir seluruh pelosok sudah menik mati, walaupun tidak begitu nikmat karena voltage rendah. Kematian listrik mungkin menguntungkan bagi petugas dan merugikan bagi pelanggan. Banyaknya bola lampu yang putus/rusak atau peralatan yang rusak dan lain lain nya.Memang manusia punya rencana, tapi keputusan ditangan PLN.
Saat sekarang ini, kalau tidak memakai bola lampu 45 watt yang harganya Rp.50.000.- perbuah , jangan diharap rumah terang benderang. Lain halnya dengan pengoperasina TV atau computer, dapat di operasikan setelah jam 23.00 wib. Di era serba sulit ini, bagaimanakah membeli bola lampu yg sampai 5 atau 7 buah, “ kungkuong dapuo saja indak barasok ??? “.
Adakah wakil rakyat yang memperjuangkan penderitaan rakyat ini ??. Apakah mereka benar mewakili rak yat atau mewakili partai atau hanya mensyahkan Perda saja ??.
Engkau duduk disana karena suara rakyat yang memilihmu, tapi kenapa suara rakyat itu tidak kau dengarkan , sementara gedung mewah kau bangun dengan megahnya diatas penderitaan rakyat.
Rasanya , menyesal kami memberikan suara kepadamu Saudara ku, sedangkan penderitaan ku dan kami tak kau perjuangkan selaku kau Wakil Rakyat.
Lihatlah begitu luasnya tanah adat atau ulayat di Ranah kelahiranmu,orangtuamu dan nenek moyangmu yang telah disawitkan oleh beberapa Perusahaan, sudah berapa orangkah yang telah menjadi peserta petani plasma ???. Tanah tempat orangtua dan nenek moyangmu mencari nafkah untuk melangsung hidup dan kehidupan orangtua mud an juga kemungkinan termasuk kau, hilang lenyap dan tidak tahu lagi kemana dan dimana lahan mata penca harian nafkha untuk menghidupi keluarga. Sadarilah Saudara ku, kau dibesarkan bukan dengan “ bareh basalang “ tapi dari warisan nenek moyangmu, dimana dulu orangtua mu mencari rotan, kayu kayan, damar, ikan lele , ke menyan, lagan dan lainnya. Tapi mata pencaharian ini tinggal kenangan dan bermenung sambil melihat lambaian daun sawit yang menghijau, dimana limbahnya nanti akan mematikan benih ikan dilautan, sebab lim bah itu akan mengalir melalui sungai Natolu,yaitu sungai Batang Batahan, Batang Nata dan Muara Batanggadis, dimana dihulunya telah berdiri PKS.
Tanah adat atau ulayat telah “ dilapa-lapa “oleh penguasa dan diwariskan kepada pengusaha dengan arti kata,tanah persukuan telah beralih menjadi tanah perseorangan, tanpa memberikan “ bunga tanah “kepada ahli warisnya yaitu masyarakat adat penghuni nagari tersebut.Ingatlah kata adat > “ karimbo babungo kayu (10%),kahutan babungo aleh (10%) ,kasawah babungo ampieng (10%) dan katambang babungo tanah (10%)”.
Kemanakah mencari nafkah untuk mencari hasil hutan peninggalan nenek moyang kami dan kita? Singkuang yang terkenal dengan “ ikan lelenya “,sekarang sudah hilang dan tak ada lagi.Panggautan Patiluban,Kampungsawah dan lainnya yang dulunya tempat “ ma arik kayu “,mencari rotan,melukah limbat,mencari kapur barus dan menyadap getah lagan,sekarang tidak ada lagi.Alangkah baiknya bila mereka menjadi peserta petani plasma, agar kelangsungan hidup mereka terjamin dan anak – anaknya bisa bersekolah mencapai cita-citanya.
Ada orang pintar berkata adalah demi untuk kemajuan ekonomi rakyat. Rakyat yang manakah yang maju itu ? Yang akan maju adalah pengusaha yaitu “ memperkaya orang kaya “. Mungkinkah nanti para masyarakat akan mengais remah kesamping meja tempat menghitung uang hasil dari tanah ulayatnya atau ke tong sampah tempat Saudara ku duduk mewakili kami ??? Kalau dikatakan dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah, yah…. Sudah berapakah daerah mendapat penghasilan dan adakah Ranah Nata ( Natal ) memeroleh bagian dari penghasilan itu ?.
Begitu besarnya dana masyarakat mengadakan demontrasi damai menuntuk hak ulayatnya, sudah berapakah yang berhasil dan menjadi peserta petani plasma ?? Karena salah langkah, terjadi berbagai tragedi seperti Nata Aksi Demo ( NAD ) yang melahirkan SERGAP ( serentak tigapuluh April ) dikarenakan NASI ( Nata Simpanggambir) yang sampai kini masyarakat masih trauma. Bila secara baik-baik mendatangi yang berwenang, pihak terkait meminta surat tanah atau fakta yang faktual. Kalau kita boleh bicara “ Aapakah ada penyerahan tanah itu dari pihak KERAJAAN KEPADA REPUBLIK ???. Jika kita orang yang berpendidikan dan paniai baca tulis serta mengerti dengan ADAT ISTIADAT, permintaan yang bagaikan “ MEMINTA TANDUK KUCING “. Apakah yang dimaksud dengan ADAT ???

ADAT ADALAH BAHASA SANSKERTA + 250 SEBELUM MASEHI, YANG BERARTI A = TIDAK , DAT = DATUM YAITU TIDAK MERAJAKAN BENDA/ORANG (MATERIALIS/CULTUS INDIVIDU , TIDAK BERTANGGAL , TIDAK TERTULIS DAN TIDAK TERPEDAYA OLEH HARTA , BENDA , TAHTA DAN WANITA “.
SUDAH JELAS TIDAK TERTULIS DAN BERTANGGAL , KENAPA DIMINTA SURAT TANAH ??? ADAPUN PENINGGALAN SEJARAH , APAKAH MEREKA TIDAK PERNAH MELIHAT RUMAH GADANG YANG BERDIRI DI SIMPANG BADANYUIK ATAU MAKAM RAJA DATUK IMAM BASYA, PANGERAN INDRA SUTAN RAJO PUTIEH DAN DATUK BASYA NAN TUO DI JIRAT MALAKO, MUDIEK AYIE – PALAK TALEH KAMPUNG SAWAH KECAMATAN NATAL ???.
KALAU DIZAMAN KERAJAAN “ PUTIH DIATAS HITAM “ YANG PEMBERIAN HAK OLAH TANAH BERDASARKAN HASIL MUFAKAT DAN KEIKHLASAN MASYARAKAT ADAT ( TANPA SURAT ), SEKARANG “ HITAM DI ATAS PUTIH “ YAITU SURAT IZIN OLAH TANAH ATAUPUN SERTIFIKASI YANG DISEPAKATI OLEH KEPALA DESA DENGAN PENGUSAHA BERSAKSIKAN DUA ORANG YANG DIMINTAKAN DAN DISAHKAN DENGAN TANDA TANGAN KADES , METERAI DAN STEMPEL.
ENTAH LAH …!!!
Catatan : Ma'af !!! > Tulisan ini bukan hujatan, tapi isi hati penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar