Entri Populer

Jumat, 03 Juni 2011

PATIH NATA 77

PATIH NATA 77.
Papatah Patitieh Ranah Nata
oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako

Patih dalam bahasa sejarah adalah jabatan Perdana Menteri dalam Kerajaan yang dijabat oleh Gajah Mada. Tapi dalam tulisan ini adalah Papatah Petitih ( Patih ) yaitu berupa beberapa istilah atu perumpamaan kepada sesuatu di Alam Takambang Jadi Guru ( Al-Tajru ) Ranah Nata.
Untuk itu disampaikan beberapa Patih Nata antara lain dari beberapa Patih yaitu ;

1.Abu ateh tungguo
Di Nasionalkan “ abu di atas tunggul “. Patih ini diperumpamakan kepada setiap orang yang Sumando (Sudaro Manjadi Dosanak) di Ranah Nata. Status ini diberlakukan kepada orang Sumando dengan artian bahwa bila datang hembusan angin,dia akan terbang dibawa angina. Secara luas diartikan bahwa orang Sumando tidak diperbolehkan ikut campur tangan mengurusi urusan rumah tangga mertua. Sekarang istilah ini telah termakan oleh masa dimana banyak orang-orang Sumando yang ikut campur mengurusi rumah tangga mertuanya.

2.Alah asam dek binalu
Gambaran suatu keadaan seseorang yang telah dilengserkan oleh orang lain, sedangkan dia adalah
pemegang kendali disitu.

3.Angek-angek cirik ayam.
Di Nasionalkan “ panas-panas tahi ayam “. Patih ini diperumpamakan kepada sesuatu tekad dan semangat yang hanya seketika dan kemudian cepat mundurnya, sebagaimana hal tahi ayam yang panasnya hanya sebentar, kemudian dingin.

4.Angok-angok bawuong.
Di Nasionalkan “ sesak nafas ikan baung “ yang sangat bersangatan ngas ngis ngos nafasnya turun naik bagai tak terkendalikan lagi. Patih ini diperumpamakan kepada seseorang yang sedang dikejar ketakutan yang bersangatan sekali.

5.Anuo mintak sigei.
Enau memintak sigai kalau di Nasionalkan yaitu patih perumpamaan kepada seorang perempuan (anak gadis) yang selalu mencari laki-laki,dimana hal ini terbalik dari kebiasaan yaitu lelaki mencari perempuan. Mungkin dikarena pengaruh Barat atau perkembangan zaman, hal ini telah terjadi dimana anak-anak gadis yang mencari atau mendatangi lelaki.

6.Arok-arok cameh
Harap-harap cemas,jika di Nasionalkan yaitu suatu perasaan seseorang yang masih samara menanti suatu kepastian. Perasaan yang belum pasti sesuai dengan perjanjian,apakah betul atau tidak dipenuhinya suatu perjanjian itu.

7. Ayam putieh tabang siang
Di Indonesiakan yang berarti “ ayam putih terbang siang “ yaitu suatu kejadian yang sudah jelas tampak dan disaksikan kejadiannya. Sesuatu kejadian yang sudah jelas disaksikan tidak bisa berkilah untuk menutupinya sebagaimana ayam putih terbang di siang hari, jelas tampak terbangnya.

8. Babiduok sarangkuoh dayuong
Sesuatu perjalanan pelaksanaan kegiatan yang didorong dan direstui oleh banyak orang. Gagasan yang jelas maksud tujuannya,tentu saja tidak mengalami halangan dan rintangan.

9. Bak anak ayam kailangan induok
Patih ini diperumpamakan kepada seseorang yang mengalami kehilangan sesuatu, tetapi dia bersikap rebut,
menyalahkan orang lain dan selalu rebut dan cerewet manghadapi masal kehilangan ini.

10. Bak awuo di elo sonsang
Perumpamaan kepada sesuatu masalah yang sulit dipecahkan. Sebagaimana halnya sebatang bambu yang
ditarik dari ujungnya, pasti menimbulkan kesukaran dan membuat suara yang hirul pikuk,sebab cara
menraiknya terbalik.

11. Bak awuo samo tabieng.
Bagai aur dengan tebing ini diperumpamankan kepada suatu rumah tangga atau suatu perkongsian yang
aman damai dan sejahtera karena semuanya saling mendukung bagai aur dengan tebing. Aur nmenerlukan
tebing tempat dia tumbuh dan tebing memerlukan aur agar dia tidak runtuh.

12.Bak balah buluoh
Suatu pekerjaan dalam penyelesaian suatu perkara dengan sikap menyebelah pada satu pihak dan menekan
Pihak lainnya.

13. Bak cino karam
Patih ini perumpamaan kepada suatu kejadian dimana sesutau kejutan yang menimbulkan panic dan
suasana sembrawut yang diibaratkan semisal sebuah kapal China yang karam.

14. Bak labu di banam
Patih ini ditujukan kepada orang yang tingkahnya seperti labu dibenam,dimana dia melonjak-lonjak baik
dalam penyambut kegembiraan maupun kebiasaan sehari-hari.

15.Bak mancancang ayie
Gambaran suatu pekerjaan yang tidak mewujudkan keberhasilan ( tanpa bekas ).

16. Bak manggaleh ka silasuong
Patih ini adalah gambaran sebuah perniagaan dimana dalam penjualan mengalami kerugian dimana modal
sajapun tidak kembali.

17. Bakacimpuong di nan dangka
Patih ini merupakan penggambaran kepada orang yang tak berpunya yang bercerita tentang
kemiskinannya.Dia tidak bisa berkata semaunya karena dia tidak memiliki kekayaan yang melimpah
ruah.

18. Bak pancuong talang
Gambaran suatu sikap dimana memutus suatu masalah dengan tidak lurus karena mengalahkan satu pihak

19. Balayie alayie sambie mamapan
Patih ini di gambar kepada suatu keadaan dimana sambil melaksanakan sesuatu dia bisa mengerjakan perbaikan lainnya.

20. Baranang di nan dalam
Patih ini merupakan penggambaran kepada orang yang berpunya yang bercerita tentang kekayaannnya.
Dia bisa berkata semaunya karena dia memiliki kekayaan yang melimpah ruah.
21. Bak taruong masak sarumpun
Suatu gambaran kepada seseorang yang cantik jelita dengan memakai perhiasan emas berlian.

22.Bak itiek pulang patang
Patih yang menggambarkan gaya perjalanan seseorang yang lemah gemulai seperti jalan seekor itik.

23. Basalimuik kain karuong.
Gambaran sutau nasib seseorang yang dalam kemiskinan diibarat seperti berselimut kain sarung, ditarik
Keatas tampak telapak kaki, ditaris kebawah tampak kepala (serba kekurangan ).

24. Cabiek-cabiek bulu ayam
Patih ini digambarkan kepada suatu perkelahian antar saudara seketurunan dimana walaupun bagaimana
cekcoknya perkelahiannya sebentar lagi akan damai dalam kaitan kefamilian/persaudaraan.

25. Cadiek-cadiek udang,cirik ateh kapalo
Patih ini diperuntukkan kepada seseorang yang pura-pura cerdik, padahal dia adalah bodoh atau bisa
dibodohi.

26. Cirik mato di ampu kaki
Patih ini diperuntukkan kepada seseorang yang membongkar suatu kerahasiaan padahal dia termasuk di
dalam kelompok yang dipermasalahkan.

27. Cucuoh ayie ka palimbahan
Patih ini dilambangkan kepada seorang anak yang tentu saja mengikuti tabiat dari orangtuanya sendiri.

28. Duduok ba iyo, tagak ba mola
Patih ini merupakan gambaran kesepakatan atas suatu putusan yang siap dilaksanakan sesuai dengan
yang telah disepakati.

29. Gadang gabuok pado boto
Patih ini menggambarkan keadaan seseorang dimana perkataannya melebihi dari perbuatannya.

30. Gadang singguluong pado baban
Patih ini menggambarkan seseorang melebihi bebannya dari kekuatan yang dimikinya.

31. Ganggam-ganggam baro
Patih ini menggambar sikap seseorang yang tidak serius memegang suatu pekerjaan dan sering melepaskan tanggung-jawab pelaksanaannya.

32. Indak baban batu digaleh.
Patih ini melambangkan bahwa suatu pekerjaan itu dilaksanakan dipikirkan dahulu apakah ada manfaatnya.

33. Indak janjang kayu disaliek.
Gambaran suatu pekerjaan dimana tidak ada yang diperlukan dapat dimanfaat apa adanya.

34. Ka ateh indak indak bapucuok, kabawah indak baurek
Gambaran suatu ketetapan yang tidak bias diganggu-gugat. Hal ini biasanya di Patih kan kepada masalah perbatasan ( Sipadan ) antar ulayat.

35. Ka bukik ba gulieng ayie, ka lurah ba anak sungei.
Setiap suatu ulayat itu telah ditetapkan perbatasannya sesuai dengan ketetapan alam atau sikon ulayat
dengan menetapkan suatu tempat alami yang tidak bias dirobah oleh manusia.

36. Kareh-kareh karak,disiram ayie lunak juo
Patih ini menggambar sikap seseorang yang keras, tapi cepat mengalah oleh pendapat orang lain.

37. Karuoh ayie main bawuong
Patih ini menggambarkan sikap seseorang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.

38. Kilek abih tampan tingga
Patih ini menggambarkan suatu perbuatan yang telah terjadi mendapat solusi setelah masalah dapat diselesaikan lebih dahulu.

39. Kilek baliuong ka mato kaki
Patih ini menggambarkan bahwa maksud seseorang telah lebih dahulu diketahui tujuannya.

40. Kuak-kuak bulan
Patih ini diperuntukkan kepada seseorang yang gila dalam kecantikan padahal dia bukanlah seorang yang
berparas cantik.
41. Lain lubuok lain ikannyo
Patih ini menggambarkan bahwa keadaan suatu ulayat berbeda dengan keadaan ulaya lain.

42. Lapeh suligi dari tangan
Patih ini menggambar sesuatu pengharapan seseorang telah pindah ketangan orang lain.

43. Maaja asam baduri
Patih ini menggambarkan sesuatu yang disampaikan kepada seseorang sudah banyak mengetahui tentang
apa-apa yang akan disampaikan.

44. Ma ajan tuah.
Patih ini melambangkan suatu pekerjaan yang dipaksakan,karena tidak sanggup melaksanakannya.

45. Main di kuduok
Patih ini menggambarkan sikap seseorang yang mengambil keuntungan dalam usaha orang lain.

46. Maitiek
Patih ini menggambar situasi dalam suguhan hidangan yang hanya minum saja tanpa menghidangkan makanan tambahannya.

47. Mamaga karambie condong
Patih ini menggambarkan pekerjaan seseorang dimana yang akan mengambil hasilnya bukan dia sendiri,tetapi adalah orang lain.

48. Mambulalang di nan kalam
Patih ini menggambarkan seseorang yang memarahi orang, sedangkan orang yang dimarahi tidak mengetahui bahwa dia dimarahi.

49. Maelo rambuik dalam tapuong.
Gambaran suatu pekerjaan yang sulit dan membutuhkan kebijaksanaan, persahabatan jangan putus dan
pertikaian jangan terus berlangsung.

50.Mampatanggkakan tabuong hanyuik
Patih ini gambaran dari sebuah perbincangan yang tidak ada manfaatnya bagi yang berbincang-bincang.

51.Manapiek ayie di dulang
Patih ini merupakan seseorang yang menceritakan aibnya sendiri karena yang malu adalah dirinya sendiri.

52. Mancari jajak di ayie karuoh
Patih ini menggambarkan suatu usaha yang sulit dan sia-sia karena tidak jelas permasaalahannya.

53. Mandukuong biawak hiduik
Patih ini menggambarkan keadaan seseorang yang menolong bertambah mendapat kesulitan.

54. Mangambieng
Patih ini menggambar situasi dalam suguhan hidangan yang hanya makanan saja tanpa menghidangkan
Air minum tambahannya.

55. Manggami
Patih ini menggambarkan kepada seseorang yang selalu hidup menompang.

56. Manggantang asok
Patih ini melambang kepada suatu pekerjaan yang tidak ada wujud kenyataannya.

57. Mangguntieng dalam lipektan
Patih ini menggambarkan kepada sikap seseorang dimana dalam suatu kebersamaan mengadakan suatu
usaha penipuan untuk kepentingan pribadinya sendiri saja.

58. Manompang biduok tirih
Patih ini menggambarkan bahwa tempat ketergantungan seseorang itu adalah orang yang tidak sanggup
memberikan bantuan.

59. Manjarieng awan
Patih ini menggambarkan suatu pekerjaan seseorang yang sia-sia (berangan-angan besar).

60. Manjatuohkan batu ka lubuok.
Gambaran suatu pelaksanaan memberikan bantuan kepada seseorang yang tidak berterima kasih

61.Manuhuok kawan sairieng
Gambaran suatu sikap seseorang yang mengecundangi kawan kerabat sepermianannya (sahabat karib).

62.Maraieh pangkuo ka dado
Patih yang menggambarkan sikap seseorang yang selalu menggunakan percontohan kepada dirinya,walau sesuatu itu bukan untuk dirinya.

63. Nan bengkok di makan saruong
Patih yang menggambarkan bahwa apabila seseorang itu tidak berniat yang ikhlas dan lurus pasti akan kena karmanya.

64. Paga makan tinaman
Patih itu diperuntukkan kepada seseorang yang bersikap melindungi, tetapi mengeruk keuntungan atas perlindungannya itu.

65. Sakali ayie gadang, tapian tatap barasak.
Setiap suatu kejadian pasti membawa suatu perobahan.

66. Sakali mambukak puro, dua tigo utang tabayie.
Gambaran suatu keberhasilan yang dapat menebus kekurangan yang telah berlalu.

67. Sakali marangkuoh dayuong, dua tigo pulou talangkaoui.
Gambarannya sama dengan Patih nomor 66.

68.Sambie badiang nasi masak
Patih ini menggambarkan kecakapan seseorang yang bisa melaksanakan dua pekerjaan dalam satu waktu.

69. Sambie manyalam minum ayie
Patih ini sama tujuannya dengan patih nomor 49.

70.Sia ma mamungkie janji, inyo ma ungkei buek.
Gamabaran seseorang yang akan mendapat tempelak karena telah memungkiri suatu perjanjian/ketetapan.

71. Tabujuo lalu tabulintang patah.
Gambaran suatu pelaksanaan peraturan yang tidak pandang bulu sesuai dengan ketetapan.

72. Tacilantang samo minum ayie
Patih ini melambangkan sikap seseorang yang rela berkorban atas kebersamaan.

73. Tadorong padi ka bancah
Patih ini menunjukkan suatu pekerjaan yang disesali setelah mendapat dampaknya yang kurang baik.

74. Tatungkuik samo makan tanah
Patih ini sama tujuannya dengan patih no.51.

75. Ubek sakik palarei damam
Gambaran seseorang yang membutuhkan yang sangat diperlukan dan menjadikan wujud keberhasilannya

76. Urang buto bari basuluoh
Patih yang menggambarkan suatu pekerjaan yang sia-sia karena bantuan yang diberikan tidak ada
manfaatnya bagi yang menerimanya.

77. Urang buto kailangan tungkek.
Patih yang menggambar keadaan seseorang yang sudah jatuh ditimpa tangga pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar